Jumat, 27 April 2012

Makalah Studi Al-Quran Makiyyah dan Madaniyyah



Makalah Studi Al-Qur’an
Oleh : Abdul Rahman Tha’at

 
ILMU AL-MAKKY DAN AL-MADANY
Oleh: Abdul Rahman Tha’at [1]


      A.    PENDAHULUAN
Sebelum memasuki pembahasan pokok, pemakalah ingin terlebih dahulu ingin mengetahui dua hal berikut ini: Pertama, Al-Makkiyah dan, Kedua, Madaniyah secara garis besarnya.
Dalam buku yang berjudul Apa Itu Al-Qur’an karangan Imam As-Suyuthi tentang sejarah Al-Qur’an menyebutkan bahwa:
Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara bertahap, ayat demi ayat demi ayat dan surat demi surat selama 23 tahun. Diantaranya ada yang sebelum hijrah di Makkah dan ada pula yang turun sesudah di Madinah. Sebagian surat atau beberapa ayat diturunkan di medan perang, tidak di Mekkah juga tidak di Madinah, seperti surat Al-Fath diturunkan diantara Mekkah dan Madinah menyangkut persoalan Hudaibiyah. Ada yang diturunkan pada waktu malam dan ada pula pada waktu siang.
Perbedaan antar Al-Makiyah dan Al-Madaniyah mengikuti perbedaan antara dua masa tersebut. Yang pertama merupakan fase da’wah yang memerlukan pengukuhan aqidah dan penjelasan rukun-rukun iman. Sementara itu yang kedua adalah merupakan fase pembinaan masyarakat dan Negara Islam, yaitu fase yang memerlukan penetapan undang-undang dan pengorganisasian. Ayat-ayat Makiyah bercirikhas pendek dan singkat guna memudahkan penghafalannya secara sembunyi dalam keadaan serba lemah dan takut dari gangguan kaum Musyrikin. Sementara itu ayat-ayat Madaniyah lebih panjang darinya mengingat di Madinah kekuasaan berada ditangan kaum Muslimin sehingga mereka mendapatkan kebebasan bergerak.[2]
Dari uraian diatas dapat kita angkat suatu permasalahn tentang Ilmu Makky dan al- Madany yang meliputi antara lain : Pengertian masing-masing al-Makky dan al-Madany, Urgensi Ilmu al-Makky dan al-Madany, karakteristik al-Makky dan al-Madany, Surah-surah yang masuk dalam kategori al- Makky dan yang masuk dalam kategori al-Madany.



 
      B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian al-Makky dan al-Madany
Dalam membatasi arti makiyah dan madaniyah, para ulama terbagi kepada tiga kelompok, yaitu:
a.       Pendapat yang kuat dan termasyhur, yakni bahwa makiyah adalah surah yang diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah, baik itu diturunkan di Mekkah itu sendiri ataupun diturunkan di daerah lain. Sedangkan Madaniyah adalah surah yang diturunkan setelah hijrah, baik itu turun di Madinah atau daerah lainnya. Bila kita perhatikan, kelompok ini menganggap pembagian tersebut dengan melihat masa turunnya.
b.      Pendapat yang menyatakan bahwa makiyah adalah surat yang diturunkan di Mekkah, baik itu turunnya sebelum hijrah atau setelahnya, baik itu turun di Mekkah atau daerah sekitarnya, seperti: Mina, Arafah atau Hudaibiyah, karena yang dekat dengannya adalah masuk kepadanya. Sedangkan Madiniyah adalah  surah yang diturunkan di Madinah, baik itu turun di Madinah itu sendiri atau daerah sekitarnya, seperti: Badar dan Uhud. Berdasarkan pendapat ini maka pembagian yang mereka kemukakan adalah didasarkan kepada tempat turunnya. Dengan demikian, surat yang diturunkan selain di Mekkah atau Madinah dan sekitarnya, merupakan bagian tersendiri (independen) yang tidak disebut makiyah dan tidak pula madaniyah.
c.       Pendapat yang mengatakan bahwa makiyah adalah surah yang diturunkan berkenaan dengan penduduk Mekkah, baik itu sebelum hijrah atau setelahnya. Sedangkan madaniyah adalah surah yang diturnkan bukan mengenai penduduk Mekkah dan semacamnya, dari penyembah berhala. Berdasarkan pendapat ini, maka pembagian kepada makiyah dan madaniyah itu didasarkan atau melihat kepada orang-orang yang diseru oleh surah tersebut.[3]


 
Dalam buku yang berjudul Pengantar Ulumul Qur’an karangan Prof. Drs. H. masjfuk Zuhdi menyebutkan defenisi Ilmul Makky wal Madany adalah:[4]
Sebagian Ulama menetapkan lokasi turunnya ayat/surat sebagai dasar penentuan Makiyah dan Madaniyahnya, sehingga mereka membuat defenisi Makiyah dan Madamiyah sebagai berikut:

المَكِىُّ مَا نُزِلَ بِمَكَّة وَلَوْ بَعْدَ الهِجْرَةِ ، وَالمَدَنِىُ مَا نُزِلَ بِالمَدِيْنَةِ.
Artinya: Makiyah dan Madaniyah ialah yang diturunkan di Mekkah, sekalipun turunnya sesudah hijrah; Madaniyah ialah yang turunkan di Madinah.

Defenisi ini ada kelemahannya (tidak jami’ dan mani’), karena hanya mencakup semua ayat dan surat yang turun di daerah Mekkah termasuk Mina, Arafah dan sebagainya, dan juga mencakup semua ayat dan surat yang turun didaerah Madinah, termasuk pula Badar dan Uhud. Tetapi defenisi tersebut tidak bisa mencakup ayat/surat yang turun diluar daerah Mekkah dan Madinah. Misalnya surat at-Taubat ayat 43 yang turun di Tabuk, dan surat az-Zuhruf ayat 45 yang turun di Baitul Maqdis pada malam Nabi melakukan Isra’.
Ada pula Ulama yang menyatakan orang/ golongan yang menjadi sasaran ayat/surat sebagai criteria penentuan makiyah dan madaniyahnya, sehingga mereka merumuskan defenisinya sebagai berikut:

المَكِىُّ مَا وَقَعَ خِطَابًا لأَهْلِ مَكَّة ، وَالمَدَنِىُّ مَاوَقَعَ خِطَابًالأَهْلِ المَدِينَةِ



 
Artinya: Makiyah ialah khitabnya (seruannya) jatuh kepada penduduk Mekkah, dan Madaniyah ialah yang khitabnya (seruannya) j atuh kepada penduduk Madinah.

Dengan defenisi ini, dimaksudkan bahwa ayat/surat yang dimulai dengan ياايهاالناس  adalah Makiyah, karena penduduk Mekkah pada masa itu pada umumnya masih kafir, sekalipun semua itu ditujukan pula kepada selain penduduk Mekkah, sedangkan ayat/surat yang dimulai denganالذين امنوا  ياايها adalah Madaniyah, karena penduduk Madinah pada masa itu pada umumnya sudah beriman, meskipun seruan itu juga ditujukan kepada selain penduduk Madinah.
Dalam buku berjudul Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir karya M. Hasbi Ash-Shiddieqy menyebutkan :[5]
Tanda-tanda (ciri-ciri) surat yang turunnya di Makkah dan di Madinah.
Pertama, Ayat-ayat Makiyah itu pendek-pendek dan dinamai ayat-ayat Qishar; sedang ayat-ayat Madaniyah panjang-panjang dan dinamai ayat-ayat Thiwal.
Buktinya, surat-surat yang diturunkan di Madinah hanya 11/30 Al-Qur’an. Bilangan ayatnya 1456. Dapat kita lihat pada juz Qad Sami’a yang diturunkan di Madinah. Ayatnya hanya 137. Dan jsz Tabaraka yang diturunkan di Makkah bilangan ayatnya 431. Ini menurut kebanyakan.
Kedua, kebanyakan firman Allah dalam surat Madaniyah dimulai dengan perkataan : يا يها الذين امنوا  dan cuma tujuh ayat saja dari Madaniyah yang dimulai  denganيا يها الناس    diantaranya sebagai berikut :
1.      يا يها الناس اعبدوا ربكم  ( البقرة : اية 21  ) 
يا يها الناس كلوا مما فى الارض ( البقرة : 167 )2


3.      يا يها الناس اتقوا ربكم  ( النساء : 1 )
4.      ان شاء يذهبكم ايهاالناس  ( النساء : 132 )
5.      يا يها الناس قد جاء كم رسول  ( النساء : 169)
6.      يا يها الناس قد جاءكم برهان ( النساء : 137 )
7.      يا يها الناس ان خلقنكم من ذكرٍ ( الحجرات : 3 )

Ketiga, ayat-ayat Makiyah kebanyakannya mengandung soal tauhid, soal kepercayaan, adanya Allah, hal ihwal “adzab dan nikmat dihari kemudian serta urusan-urusan kebaikan.
Ayat-ayat hukum yang jelas dan tegas kandungannya, kebanyakannya turun di Madinah.
Pendapat Ibrahim bin Umar al- Jabary dalam buku karangan Imam As-Suyuthi menyebutkan tentang defenisi dari al-Makky dan al-Madany terdapat juga tiga pendapat ulama:[6]
Pertama dan paling benar: Al-Makky ialah surat yang turun sebelim hijrah. Al-Madany ayat atau surat yang sudah turun sesudah hijrah.
Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: “ Apabila pembukaan surat di Makkah maka ditulis di Makkah, kemudian Allah menambahkannya sesuai kehendak-Nya.[7] Jika didalam sebagian surat yang diturun di Makkah terdapat ayat-ayat tersebut diikutkan kepadanya  (Makkiyah).[8] Masing-masing dari al-Makky dan al-Madany, di dalamnya terdapat ayat-ayat yang dikecualikan.[9]


 
Kedua, al-Makky ialah ayat atau surat yang turun di Makkah, dam al-Madany ialah ayat yang turun di Madinah. Ayat atau surat yang diturun diperjalanan atau didalam peperangan tidak dikategorikan kedalam Makky dan Madany.
Firman Allah dalam al-Qur’an yang artinya: “Wahai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan…...”.[10] Dan pada firman Allah swt juga yang artinya: “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu agamamu…”.[11]
Ketiga. Al-Makky ialah ayat atau surat yang pembicaraannya ditujukan kepada penduduk Mekkah, dan al-Madany ialah ayat atau surat yang pembicaraannya ditujukan kepada penduduk Madinah, seperti surat al-Muntahanah: ia diturunkan di Madinah tetapi Khithab(pembicaraan)-nya ditujukn kepada penduduk Mekkah.
Firman Allah swt dalam al- Qur’an yang artinya: “Dan orang-orang yang berhijrah…”[12]. Ayat ini turun di Madinah tetapi Khitha-nya kepada penduduk Mekkah. Awal surat Bara’ah diturunkan di Madinah tetapi Khithab-nya kepada kaum Musyrikin di Mekkah. Dan diantara yang turun di Makkah tetapi Khithab-nya ditujukan kepada penduduk Madinah ialah firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu agar menunaikan amanat kepada yang berhak menerimanya….”.[13]    

2.      Urgensi ilmu al-makky dan al-Madany
Al-Zarqoni di dalam kitab Manahilul Irfan menerangkan sebagian daripada urgensinya ilmu ini, ialah:[14]
a.       Dengan ilmu ini, kita dapat membedakan dan mengetahui ayat yang mana yang mansukh dan nasikh. Yakni apabila terdapat dua ayat atau lebih mengenai suatu masalah, sedangkan hukum yang terkandung didalam ayat-ayat itu bertentangan. Kemudian dapat diketahui bahwa ayat yang satu Makiyah, sedang ayat yang lainnya Madaniyah; maka tentu ayat yang Makiyah itulah yang nasakh oleh ayat Madaniyah, karena ayat yang Madaniyah adalah yang terakhir turun.
b.     

 
Dengan ilmu ini pula, kita dapat mengetahui Sejarah Hukum Islam dan perkembangannya yang bijaksana secara umum. Dan dengan demikian,  kita dapat meningkatkan keyakinan kita terhadapat ketinggian kebijaksanaan Islam didalam mendidik manusia, baik secara perorangan maupun secara masyarakat.
c.       Ilmu ini dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian dan keaslian al-Qur’an,karena melihat besarnya perhatian umat Islam sejak turunnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan al-Qur’an, sampai hal-hal yang sedetail-detailnya; sehingga mengetahui ayat-ayat yang mana turun sebelum hijrah dan sesudahnya; ayat-ayat yang diturunkan pada waktu Nabi berada dikota tempat tinggalnya dan yang turun pada waktu Nabi sedang dalam bepergian; ayat-ayat yang turun pada waktu malam hari dan siang hari; dan ayat-ayat yang turun pada waktu musim panas dan musim dingin dan sebagainya.

Faedah Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah
Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah banyak faedahnya, diantaranya.
a.       Untuk dijadikan alat bantu menafsirkan al-Qur’an , sebab pengetahuan mengenai tempat turun dapat memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar.
b.  Meresapi gaya bahasa al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode berdakwah menuju jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasa sendiri.
c.    Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat al-Qur’an, sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dan segala peristiwa yang menyertainya, baik periode Makkah maupun Madina, sejak turunnya Iqra’ hingga ayat terakhir diturunkan. Al-Qur’an adalah sumber pokok bagi hidup Rasulullah. Pola hidup beliau harus sesuai harus sesuai dengan Al-Qur’an. [15]
     
3.      Karakteristik al-Makky dan al-Madany
Para ulama meneliti surah-surah Makiyah dan Madaniyah, mereka membuat kesimpulan analogis bagi keduanya, yang dapat menjelaskan cirri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang dibicarakan masing-masing ayat Makiyah dan Madaniya.[16]

a.      Karakteristik Makiyah secara umum
1.      Setiap surah yang didalamnya mengandung “ayat-ayat sajadah” adalah Makiyah
2.      Setiap surah yang mengandung lafazh kalla, adalah Makiyyah. Lafazh ini hanyan terdapat dalam separo terakhir dari al-Qur’an. Dan disebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam  lima belas surat.
3.      Setiap surat yang mengandung n”ya ayyuhan-nas “ tidak mengandung “ya ayyuhal-ladzina amanu,” adalah Makiyah, kecuali surat Al-hajj yang pada akhir suratnya (sebe;um ayatnya yang terakhir, ayat 77) terdapat ya ayyuhal-ladzina amanurka’u wasjudu. Namun demikian, sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah Makiyah.
4.      Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan ulat terdahulu adalah Makiyah, kecuali surat Al-Baqarah.
5.     


 
Setiap surat yang mengandung kisah Adam dan Iblis adalah Makiyah, kecuali Al-Baqarah.
6.      Setiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf muqatha’ah atau hija’I seperti: Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Ha Mim dan lain-lainnya adalah Makiyah, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Adapun Surat Ar-Ra’ad masih diperselisihkan.

Adapun dari segi ciri tema dan gaya bahasanya, adalah sebagai berikut :
1.      Dakwah kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Alah, pembuktian mengenai risalah,kebangkitan dan hari pembalasan, Hari kiamat dan kedahsyatannya, neraka dan siksanya, surge dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
2.      Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak yang mulia yang dijadikan dasar terbentuknya suatu masyarakat; pengambilan sikap tegas terhadap kriminalitas orang-orang musyrik yang telah banyak menumpahkan darah, memakan harta anak yatim secara zholim, penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.
3.      Menyebutkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran, sehingga mengetahui nasib orang sebelum mereka yang mendustakan rasul, sebagai hiburan bagi Rasulullah sehingga ia tabah dalam mengahadapi gangguan mereka dan yakin akan menang.
4.      Kalimatnya singkat padat  disertai kata-kata yang m,engesankan sekali, di telinga menembus dan terdengar sangat keras, menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan dengan didukung lafazh-lafazh sumpah, seperti surat-surat yang pendek-pendek, kecuali sedikit yang tidak.
b.      Karakteristik Madaniyah secara umum
1.      Setiap surat yang berisi kewajiban atau sanksi hukum.
2.      Setiap surat yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik, kecuali surat Al-Ankabut. Ia Makiyah.
3.      Setiap surat yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab.
Adapun dari segi ciri tema dan gaya bahasanya, adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan masalah ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional, baik diwaktu damai maupun diwaktu perang, kaidah hukum, dan masalah perundang-undangan.
2.      Seruan terhadap Ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah keterangan datang kepada mereka karena rasa dengki diantara mereka.
3.      Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisis kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
4.      Suku kata dan ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan dan syariatnya.

4.      Surat-surat yang masuk dalam katagori al-Makky dan yang masuk dalam kategori al-Madany
a.       Surat yang termasuk dalam katagori al- Makky
Sesungguhnya surat yang diturunkan di Mekah Al-Mukarromah sebagaimana yang diriwayatkn dari Abdullah bin Abbas RA adalah sebagai berikut:[17]
No.
Nama Surat
No.
Nama Surat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Al- Alaq
Al- Qalam
Ad- Dhuha
Al- Muzammil
Al- Mudatsir
Al- Lahab
At- Takwir
Al- A’la
Al- Lail
Al- Fajr
Alam Nasyrah(Al-Insyirah)
Al- Ashr
Al- Kautsar
Al- Takatsur
Al- Ma’un
Al- Fil
Al- Kafirun
Al- Ikhlas
An- Najm
Abasa
Al- Qadar
Al- Hajj
As- Syam
Al- Buruj
At- Tin
Al- Quraisy
Al- Qari’ah
Al- Qiyamah
Al- Humazah
Al- Mursalat
Qaf
Al- Balad
At- Thariq
Al- Qamar
Shad
Al- A’raf
Al- Jin
Yasin
Al- Furqon
Al- Isra
Maryam
Thaha
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74
75
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.

As- Syu’ara
An- Naml
Al- Qashash
Fushilat
Yunus
Hud
Yusuf
Al- Hijr
Al- An’am
As- Shaffat
Luqman
Saba
Az- Zumar
Al- Mukmin (Ghafir)
As- Sajadah
As- Syura
Az- Zukhruf
Ad- Dukhan
Al- Jatsiyah
Al- Ahqaf
Adz- Dzariyat
Al- Ghasyiyah
Al- Kahfi
An- Nahl
Nuh
Ibrahim
Fathir
Al- Anbiya
Al- Mukminun
Ar- Rahman
Ar- Ra’ad
At- Thur
Al- Mulk
Al- Haqqah
Al- Ma’arij
An- Naba
An- Nazi’at
Al- Infithar
Al- Insyiqaq
Ar- Rum
Al- Ankabut













































dari uraian diatas jelas bahwa jumlah surat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah sebanyak 83 buah surat.


b.     Surat yang termasuk dalam katagori al- Madany adalah sebagai berikut :

Sesungguhnya surat yang diturunkan di Madinah Al-Madaniyah sebagaimana yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA adalah sebagai berikut:[18]

No.
Nama Surat
No.
Nama Surat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Al- Muthafifin
Al- Baqarah
Al- Anfal
Ali Imran
Al- Ahzab
Al- Mumtahanah
An- Nisa
Az- Zalzalah
Al- Hadid
Muhammad (Al- Qital)
Al- Insan (Ad- Dahr)
At- Thalaq
Al- Bayinah
Al- Hasyr
An- Nashr
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Al- Munafiqun
An- Nur
Al- Mujadalah
Al- Hujurat
At- Tahrim
Al- Jumu’ah
At- Taghabun
As- Shaf
Al- Fath
Al- Maidah
At- Taubah
Al- Waqi’ah
Al- Adiyat
Al- Falaq
An- Nas












Dari uraian ini jelas bahwa jumlah surat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah itu sebanyak 30 buah surat.

Dalam buku karangan Manna Al-Qhatthan menyebutkan tentang pembagian surat/ayat yang Makiyah atau Madaniyah sebagai berikut:

Adapun Madaniyah ada dua puluh (20) surat, yaitu:[19]

No.
Nama Surat
No.
Nama Surat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Al- Baqarah
Ali Imran
An-Nisa’
Al- Maidah
Al- Anfal
At- Taubah
An- Nur
Al- Ahzab
Muhammad
Al- Fath
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Al- Hujurat
Al- Hadid
Al- Mujadalah
Al- Hasyr
Al- Mumtahanah
Al- Jumuah
Al- Munafiqun
Ath-Thalaq
At- Tahrim
An- Nashr


Sedangkan yang diperselisihkan ada dua belas (12) surat, yaitu:

No.
Nama Surat
No.
Nama Surat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Al- Fatihah
Ar- Ra’ad
Ar- Rahman
Ash- Shaff
At- Taghabun
At- Tahfif
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Al- Qadr
Al- Bayyinah
Az- Zalzalah
Al- Ikhlas
Al- Falaq
An- Nas

Kemudian, sisanya (selain yang disebutkan surat Madaniyah dan yang menjadi perselisihan) adalah surat-surat Makkiyah, yaitu delapan dua (82) surat. Maka jumlah surat-surat Al-Qur’an semuanya ada seratus empat belas (114) surat.
Apabila kita lihat dari jumlah yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas RA yaitu, surat Makiyah yang berjumlah 83 buah dengan surat Madaniyah yang berjumlah 30 buah, maka jumlahnya sebanyak 113 surat. Padahal yang umumnya menurut Ahli ilmu adalah ada 114 surat. Begitupun yang dikutip dari karangan Manna Al-Qathttan yang menyebutkan jumlah surat itu ada 114 surat. Kemanakah surat yang satunya lagi? Surat tersebut Al-Fatihah. Mengapa tidak disebutkan, baik kategori Makiyah atau Madaniyah ? bahwa dikatakan bahwa surat tersebut dua kali turun. Pertama di Mekkah dan kedua di Madinah. Sedangkan pendapat yang lebih kuat adalah bahwa surat tersebut diturunkan di Mekkah(bila demikian maka ia termasuk kategori Makkiyah). Dengan ini maka jumlah keseluruhan surat Al-Qur’an lengkap, yaitu sebanyak 114 surat sesuai dengan pendapat yang jumhur.[20]



 



 

alam kitab Karangan Manna’ Al-Qaththan yang berjudul Pengantar Studi Ilmu al- Qur’an menyebutkan bahwa yang terpenting dalam objek kajian para ulama dalam lain dari yang diturunkan di Mekkah atau Madinah serta yang menjadi perselisihan yaitu: [21]
1.      Ayat-ayat Makkiyah dalam surat-surat Madaniyah
Mereka memberi contoh dengan firman dalam surat Al-Hujurat ayat 13 . ayat tersebut diturunkan di Makkah pada hari penaklukan kota Makkah, tetapi sebenarnya Madaniyah karena diturunkan selepas hijrah. Disamping itu, seruannya pun bersifat umum. Ayat seperti ini oleh para ulama tidak dinamakan Makkiyah dan tidak juga Madaniyah secara pasti. Tetapi mereka mengatakan; ayat yang diturunkan di Makkah namun hukmya Madaniyah.
2.      Ayat-ayat Madaniyah dalam surat Makkiyah
Misalnya surat Al-An’am. Ibnu Abbas berkata surat ini diturun di sekaligus di Makkah, maka ia adalah Makkiyah, kecuali tiga ayat yang diturunkan di Madinah, yaitu ayat 151 – 153.
Dan, surat Al-Hajj adalah Makkiyah. Tetapi, ada tiga ayat yang Madaniyha, yaitu ayat 19-21.
3.      Yang diturun di Makkah namun hukumnya Madaniyah
Misalnya surat Al-Hujurat; Ayat 13, ayat ini diturunkan di Makkah pada hari penaklukan kota Makkah,tetapi sebenarnya Madaniyah karena diturunkan setelah hijrah. Disamping itu, seruannnya pun bersifat umum. Ayat ini oleh para ulama dinamakan Makkiyah dan juga dinamakan Madaniyah secara pasti. Tetapi mereka mengatakan; ayat yang diturunkan di Makkah namunnya Madaniyah.
4.      Ayat yang diturunkan di Madinah tetapi hukumnya Makkiyah
Mereka memberi contoh degan surat Al-Mumtahanah. Surat ini diturunkan di Madinah dilihat dari segi tempat turunnya, tetapi seruannya ditujukan kepada orang musyrik penduduk Makkah. Juga seperti permulaan surat Bara’ah (At-Taubah) yang diturunkan di Madinah, tetapi seruannya ditujukan kepada orang-orang musyrik penduduk Makkah.
5.     yang serupa dengan yang diturunkan di Makkah dalam kelompok Madaniyah

Yang dimaksud para ulama disini adalah ayat-ayat yang terdapat pada madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan cirri seperti Makkiyah. Contohnya Firman Allah dalam surat Al-Anfal: ayat 32 yang Madaniyah.
Hal ini dij\karenakan permintaan kaum musyrikin untuk disegerakan azab adalah di Makkah.
6.      Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam kelompok Makkiyah
Yang dimaksud ulama disini kebalikan dari sebelumnya. Mereka mencontohkan dalam surat An-Najm. Ayat 32. yang artinya sebagai berikut:
7.      Ayat yang dibawa dari Makkah ke Madinah
Contohnya ialah dalam surat Al-A’la. HR. al-bukhari dari Bara’ah bin Azib yang mengatakan, “Bahwa yang pertama kali dating kepada kami dikalangan sahabat Nabi adalah Mush’ab bin Umair dan Ibnu Ummi Maktum. Keduanya membacakan Al-Qur’an kepada kami, setelah itu datanglah Ammar, Bill, dan Sa’ad. Kemudian datang pula Umar bin Khattab sebagai orang nomor yang kerua puluh. Baru setelah itu dating nabi. Aku melihat penduduk Madinah bergembira setelah aku membaca’sabbihisma rbbikal a’la’.
8.      Ayat yang dibawa dari Madinah ke Makkah
Contohnya dari awal surat Bara’ah, yaitu ketika Rasulullah memerintahkan kepada Abu Bakar untuk pergi haji pada tahun kesembilan dan hal inipun disampaikan kepada kaum Musyrikin bahwa tahuntidak seorangpun orang musyrik boleh berhaji.
9.      Ayat yang turun diwaktu malam dan waktu siang
Kebanyakan ayat turun pada siang hari dan yang diturunkan pada malam hari, Abu Qosim Al-Hasan bin Muhammad bin Habib An-Naisaburi telah menelitinya. Contoh diantaranya adalah bagian-bagian akhir surat ali Imron dan yang lainnya.
10.  Ayat yang turun di musim panas dan musim dingin

Para ulama member contoh ayat yang turun dimusim panas tentang ayat tentang kalalah yang terdapat di akhir surat An-Nisa’.
Contoh lain ialah ayat-ayat yang turun dalam perang Tabuk, yang terjadi pada musim panas yang berat sekali seperti yang dinyatakan dalam al-Qur’an surat At-Taubah ayat 81.
Sedangkan musim dingin mereka mencontohkan dengan ayat-ayat mengenai “tuduhan bohong” yang terdapat dalam surat An-Nur. “ Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu….” Sampai dengan bagi mereka ampunkan dan rezeki yang mulia. (An-Nur: 11-26)
11.  Yang turun di waktu menetap dan perjalanan
Mayoritas ayat-ayat dan surat-surat al-Qur’an turun pada saat Nabi dlam keadaan menetap. Akan tetapi, karena kehidupan Rasulullah tidak pernah lepas dari jihad dan peperangan dijalan Allah, maka wahyu pun pernah turun dalam peperagan tersebut. Contohnya awal surat Al-Anfal yang turun pada waktu perang Badar.
     C.   PENUTUP
          a.      Kesimpulan
                Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasam diatas adalah sebagai berikut:
      1.      Pengertia dari Makkiyah dan Madaniyah yang telah disebutkan para ulama yaitu setidaknya ada tiga bagian, tapi dari semua itu dapat disimpulkan bahwa Makkiyah itu ayat yang diturunkan di Makkah dan Madaniyah ayat diturunkan di Madinah. 2.      Ciri-ciri dari Makkiyah dan Madaniyah yaitu:

3.       Urgensinya ilmu Makky dan Madany karena ilmu suatu cara dan upaya agar kita dapat membedakan dan mengetahui ayat nasikh dna mansukh, sejarah hokum islam, dan dapat meningkatkan keimanan dan keyakinan terhadap kebesaran dan kesucian serta keaslian al-Qur’an.
4.      Surat yang termasuk kedalam Makiyah dan Madaniyah itu terdapat beberapa pendapat diantara pendapatnya, yaitu menyebutkan bahwa ayat yang termasuk ke Makkiyaha 83 surat dan Madaniyah 30 surat berarti jumlah surat dalam Al-Qur’an itu ada 114 surat, sedangkan pendapat selanjutnya menyebutkan jumlah Makkiyah itu 82 surat dan 20 surat Madaniyah dan 11 surat nya yang menjadi perselisihan, kemudian kalau kita jumlahkan maka jumlah suratnya 113 surat, jadi, kemana surat satunya. Yaitu surat al-Fatihah. Ada pendapat menyebutkan bahwa suratal-fatihah itu dua kali turun masing-masing sekali di Mekkah dan sekali di Madinah, dan ada pendapat lain yang lebih bahwa surat tersebut diturunkan di Mekkah bila demikian maka ia termasuk kategori Makkiyah. Dengan ini maka jumlah keseluruhan Al-Quran lengkap yaitu 114 surat.sesuai pendapat yang jumhur.


b.  Penutup
             Semoga makalah ini dapat membantu kita dalam mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan ulumul Qur’an terutama tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, dan juga dapat membedakan dan mengetahui jumlah surat yang masuk kategori Makkiyah dan madaniyah.
             Bagi pemakalah menjadi suatu pengetahuan yang penting karena pengetahuan tentang isi makalah ini dapat diketahui walau hanya sebatas membaca dan menulis, dan sekaligus menambah khazanah ilmu pengetahuan dan menambah pengetahuan bagi para pembaca serta harapan kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritikan ataupun masukan terhadap makalah karena tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan.
            Ucapan terimaksih atas kerjasama dan keterlibatan semuanya sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Wassalam..

Jambi,      Pebruari 2011
Penyusun


Abdul Rahman Tha’at
NIM. P.p. 210. 1. 1268



DAFTAR PUSTAKA


Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI
Imam As-Suyuthi, (1995), Apa Itu Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press.
        Manna Al-Qaththan, (2009), Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an,Cet.IV, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Mas jfuk Zuhdi, (1993), Pengantar Ulumul Al-Qur’an, Cet. IV, Surabaya: PT Bina Ilmu Offset

Muhammad Salim Mahyasin, (2005), Sejarah Al-Qur’an, Studi Awal Memahami Kitabullah, Jakarta: Akademi Pressindo

M. Hasbi Ash Shiddieqi, (1990), Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/ Tafsir, Jakarta: Bulan Bintang

Sirajuddin Abbas, (1996), I’itiqad Ahlussunnah Wal Jama’ah, Jakarta:  Pustaka Tarbiyah




ILMU AL-MAKKY DAN AL-MADANY

Dipersentasekan Pada Mata Kuliah
Studi Al- Qur’an

Dosen Pengampu
Dr. H. Muhammad Nurung, Lc. MA



 




O l e h :

ABDUL RAHMAN THA’AT
NIM. P.p. 210. 1. 1268


KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
 PROGRAM PASCA SARJANA
IAIN STS JAMBI
2011


[1] Mahasiswa Prodi Kurikulu Pendidikan Islam Pasca Sarjana IAIN STS Jambi 2011
[2] Imam As-Suyuthi, Apa Itu Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995). hal: 49
[3] Muhammad Salim Mahyasin, Sejarah Al-Qur’an, Studi Awal Memahami Kitabullah, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2005). hal: 47-48
[4] Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, (Surabaya: PT.Bin a Ilmu Offset, 1993). hal: 67 - 68
[5] M. Hasbi Ash-Shiddieqi, Sejarah dan Pengantar Ilmt Al-Qur’an/Tafsir (Jakarta: PT. Midas Surya Grafindo, 1990). hal: 56-57
[6] Ibid. Imam As- Suyuthi, hal: 50-51
[7] Dikeluarkan oleh Ibnu Dhurais (Ali bin Muhammad, meninggal tahun tahun 294 H) di dalam fadha’il al-Qur’an
[8] Baihaqy dalam ad-Dala’il
[9] Ibnul Hashshar (Ali bin Muhammad, meniggal tahun 611 H.)
[10] Anonim. Al-Qur’an. dan Terjemahnya, Jakarta:Depag RI, 160). ayat :  13
[11] Al- Qur’an surat  Al-Maidah: ayat 3; diturunkan pada haji wada’ dihari Arafah tahun ke-10 H.
[12] Anonim.. An-Nahl : ayat 41
[13] Anonim.. An-Nisaa’: ayat 58
[14]  Masfjfuk , Pengantar Ulumul Qur’an….... hal: 70-72
[15] Manna Al-Qaththan. Pengantar Ilmu al-Qur’an. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009). hal :71-72
[16] Pengantar Ilmu al-Qur’an………  hal : 75-77
[17] Op cit, Muhammad Salim Mahyasin. hal: 44-45
[18] Muhammad Salim Mahyasin……….., hal: 46
[19] Pengantar Ilmu al-Qur’an,….,.. hal. 64
[20]  Muhammad Salim Mahyasin,……. hal. 47.
[21]  Pengantar Ilmu al-Qur’an……….h. 64.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar